Telusuri artikel, makalah dan kisah sejarah

Wednesday, 1 January 2014

MAKALAH SEJARAH TIMOR LESTE (sebelum awal kedatangan bangsa Portugis)

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Timor Leste atau Timor Timur (sebelum merdeka) yang bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa’e) adalah sebuah negara di Asia Tenggara. Terletak di sebelah utara Australia dan di bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Luas negara Timor Leste adalah sekitar 15,410 km2 (5,400 sq mi).
Timor Leste pernah dijajah Portugis pada abad ke 16 dan dikenal sebagai Timor Portugis sampai Portugis melepas negara ini. Pada tahun 1975, Timor Leste memproklamasikan kemerdekaannya, tetapi Indonesia menjadikan wilayah Timor Leste ini sebagai provinsi ke-27 dengan nama Timor Timur. Setelah referendum yang diadakan pada tanggal 30 Agustus1999, di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Timur memilih merdeka dari Indonesia. Timor Timur menjadi negara berdaulat pertama pada abad ke-21 yaitu pada tanggal 20 Mei 2002. Ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka. Timor Leste menjadi salah satu dari dua negara yang didominasi oleh umat Katolik Roma di Asia Timur setelah Filipina.
2.2. Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah latar belakang terjadinya negara Timur Leste?
2.      Kerajaan –Kerajaan apa saja yang ada di Timur Leste?
3.      Siapa saja raja – raja yang pernah memerintah di kerajaan Amanatum?
4.      Bagaimanakah pembagian sistem administratif yang ada di negara Timur Leste?

2.3. Tujuan
1.      Untuk mengetahui latarbekang terbentuknya negara Timur Leste
2.      Untuk mengetahui kerajaan – kerajaan apa saja yang ada di negara Timur Leste
3.      Untuk mengetahui silsilah raja –raja yang pernah memerintah Kerajaan Amanatum
4.      Untuk mengetahui pembagian sistem administratif di  negara Timur Leste
2.4. Manfaat
1.      Untuk meningkatkan hasil belajar Mahasiswa secara maksimal khususnya pada Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara I.
2.      Untuk memberikan pengetahuan sekaligus agar menjadi pelajaran yang bisa di terapkan dalam kehidupan sehari – hari.


BAB 2
PEMBAHASAN

2.1.  Sejarah Timur Leste
Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat. Timor Leste dulu adalah salah satu provinsi di Indonesia, Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" sebagai nama resmi negara mereka.
abad ke-16 : Kedatangan kaum Portugis
1902    : Pembagian Timor antara kaum Portugis dan Belanda secara definitive
1975    : Timor Portugis ditelantarkan Portugal yang dilanda Revolusi Anyelir
1976    : Bergabung dengan Indonesia, menjadi Provinsi Timor Timur
1976 - 1980: Perang saudara; konon sekitar 100.000 - 250.000 orang tewas
1991: Insiden Santa Cruz
1999: Referendum pemisahan diri Timor Timur diizinkan presiden B. J. Habibie
1999: Kerusuhan besar-besaran antara pro- dan anti-kemerdekaan dan pengungsian warga Timor Timur
2002: Terbentuknya negara Timor Leste
2006: Sepertiga mantan tentara nasional Timor Leste memberontak menuntut keadilan; pecah konflik antara pihak polisi yang mendukung pemerintah dengan pihak militer.
Ø  Geografi Timor Leste

Timor Leste berlokasi di Asia Tenggara, pulau Timor merupakan bagian dari wilayah Maritim Asia Tenggara, dan merupakan kawasan paling timur di Kepulauan Sunda Kecil. Letak geografis Timor Leste adalah: Di sebelah utara terdapat Selat Ombai, Selat Wetar, dan Laut Banda. Di sebelah selatan terdapat Laut Timor dan Australia. Di sebelah barat terdapat Provinsi Nusa Tenggara Timur yang merupakan bagian dari Indonesia. Di sebelah timur terdapat Taman Nasional Nino Konis Santana yang berupa hutan tropis kering. Disana terdapat beberapa spesies tumbuhan dan hewan unik.
Kebanyakan wilayah Timor Leste berupa pegunungan dan gunung tertinggi di Timor Leste adalah Gunung Tatamailau yang dikenal sebagai Gunung Ramelau dengan ketinggian 2.963 meter. Timor Leste beriklim tropis dan umumnya panas dan lembab. Terdapat dua musim yaitu musim panas dan musim hujan. Ibukotanya, kota terbesar, dan pelabuhan utama adalah Dulu, dan kota terbesar kedua adalah Baucau. Letak astronomis Timor Leste adalah antara 8o LS-10o LS dan 124o BT-128o BT.
2.2. Kerajaan-Kerajaan Yang Ada di Timor Leste
2.2.1 Kerajaan Amanatun
Kerajaan Amanatun (Onam) adalah salah satu peradaban tertua yang ada di Timor Tengah Selatan. Pada masa pendudukan kolonial Belanda, Timor Tengah Selatan dikenal dengan nama Zuid Midden Timor hingga pada akhirnya diganti dengan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang menjadi provinsi setelah negara Republik Indonesia resmi berdiri. Selain Amanatun, dua kerajaan besar di Timor adalah Kerajaan Belu dan Kerajaan Mollo.
Nama “Amanatun” berasal dari kata “Ama” dan “Mnatu”, yang berarti “Bapak” dan “Emas”. Sedangkan penyebutannya sebagai nama kerajaan disebabkan karena Raja Tnai Pah Banunaek senang mengenakan busana dan perhiasan dari emas. Kerajaan yang beribukota di Nunkolo ini merupakan kerajaan yang terletak paling selatan di wilayah Timor Tengah Selatan. Mulanya, Kerajaan Amanatun hanya meliputi wilayah-wilayah kecil, termasuk Noebone dan Noebanu, atau yang dulu disebut juga sebagai wilayah Anas. Anas merupakan sebuah wilayah di bawah kuasa Dinasti Nesnay. Berdasarkan Gouvernement Besluit (Keputusan Pemerintah Hindia Belanda) No. 2 Tahun 1913, Anas bergabung dengan wilayah Timor Tengah Selatan dan menjadi distrik dari Kerajaan Amanatun.
Riwayat  Kepulauan Timor, yang sudah tersurat sejak tahun 1350, serta menggambarkan hubungan para penguasa Timor dengan bangsa-bangsa Eropa, yakni Portugis dan Belanda. Diceritakan, pada 11 November 1749, Belanda dan Portugis terlibat perebutan tanah jajahan di Timor, konflik ini dikenal sebagai Perang Penfui. Kerajaan Amantun berdiri di belakang Portugis karena tidak setuju dengan rencana Belanda yang ingin membagi wilayah Timor meski pada akhirnya Kerajaan Amanatun jatuh juga ke tangan Belanda yang berhasil mengalahkan Portugis.
Upaya penyatuan beberapa kerajaan yang ada di wilayah Timur Tengah Selatan dalam suatu wilayah administratif mulai tampak sejak dekade kedua abad ke-20. Pada 1920, Kota Soe ditetapkan menjadi ibukota Zuid Midden Timor atas kesepakatan bersama dari ketiga raja yang berkuasa di sana, yaitu Raja Lay Akun Oematan (Kerajaan Molo), Raja Pae Nope (Kerajaan Amanuban), dan Raja Kolo Banunaek (Kerajaan Amanatun).
Meski selalu berada di bawah penindasan kolonial, beberapa kali Kerajaan Amanatun melakukan perlawanan terhadap penjajah. Raja Muti Banunaek II yang memerintah pada kurun 1900-1915 pernah diasingkan ke Ende, Flores, pada 1915, karena tidak mau takluk kepada pemerintah kolonial Hindia Belanda. Sang raja yang pemberani ini tinggal di tanah pembuangan hingga akhir hayatnya, wafat pada 1918. Setelah Indonesia merdeka, Kerajaan Amanatun bersama Kerajaan Molo dan Kerajaan Amanuban membentuk Kabupaten Timor Tengah Selatan dengan ibu kota Soe, yang sekarang termasuk ke dalam wilayah provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Adapun raja-raja yang pernah berkuasa di Kerajaan Amanatun adalah sebagai berikut: Tnai Pah Banunaek, Tsu Pah Banunaek, Nopu Banunaek, Bnao Banunaek I, Nifu Banunaek, Kili Banunaek, Bnao Banunaek II, Nono Luan Banunaek, Bnao Banunaek III, Bnao Banunaek IV, Bab’i Banunaek, Bnao Banunaek V (Bnao Nunkolo), Kusat Muti (Muti Banunaek I), Loit Banunaek, Muti Banunaek II, Kusa Banunaek, Kolo Banunaek (Abraham Zacharias Banunaek), serta Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek (Raja Laka Banunaek). Profil dan riwayat singkat masing-masing raja Amanatun ini disajikan dengan cukup gamblang oleh penulis.
Sistem pemerintahan Kerajaan Amanatun sering berganti-ganti seiring perubahan zaman dan kondisi politik. Kerajaan Amanatun seringkali terpaksa mengikuti kebijakan pemerintah kolonial, dari Portugis, Belanda, hingga pada zaman pendudukan Jepang. Ketika Negara Republik Indonesia terbentuk pun Kerajaan Amanatun kemudian melebur dan menjadi bagian dari negara kesatuan tersebut, kendati tidak lagi berupa kerajaan yang semi-otonom. Setelah menjadi bagian NKRI, pusat pemerintahan Amanatun dipindahkan ke Kota Oinlasi dan hingga kini menjadi ibukota Kecamatan Amanatun Selatan. Bentuk pemerintahannya pun berubah menjadi daerah swapraja. Raja Laka Banunaek menjadi Kepala Daerah Swapraja Amanatun pertama. Jika di tengah-tengah pemerintahan sang raja meninggal dunia, maka sebagai penggatinya diangkatlah seorang Wakil Kepala Daerah Swapraja dari keturunan bangsawan.
Pemimpin Kerajaan Amanatun bersama dengan raja-raja lainnya yang tergabung di dalam Dewan Raja-Raja ikut berperan penting dalam pembentukan Provinsi NTT di mana sebelumnya wilayah ini termasuk ke dalam Provinsi Sunda Kecil. Pemerintah Indonesia sendiri yang kala itu masih berbentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) telah menguatkan berdirinya NTT dengan beberapa perkembangan kebijakan. Terakhir, melalui UU No. 69 Tahun 1958, terbentuklah daerah Swatantra Tingkat II di Nusa Tenggara Timur dengan 12 Kabupaten.
Sementara itu, tentang kelompok suku yang paling dominan dalam struktur sosial masyarakat Amanatun, buku ini menyebutkan nama Suku Missa, selain suku-suku lain yang lebih kecil jumlahnya seperti Suku Tkesnai, Suku Amafnya, Suku Nai Usu, dan lain-lainnya. Populasi penduduk Kerajaan Amanatun relatif tinggi. Tahun 1870, misalnya, tercatat jumlah penduduk Kerajaan Amanatun sudah melebihi angka 12.000 jiwa.
Kepercayaan masyarakat lokal. Sebelum masuknya agama Nasrani yang dibawa Portugis, penduduk Timor, termasuk warga Amanatun, masih menganut suatu kepercayaan atas Dewa Langit (Uis Neno) yang dinggap sebagai pencipta alam dan pemelihara kehidupan di dunia. Sejumlah ritual upacara yang ditujukan kepada Uis Neno dimaksudkan untuk meminta hujan, sinar matahari, mendapatkan keturunan, kesehatan, dan kesejahteraan.
Orang Timor juga percaya kepada Dewa Bumi alias Uis Afu, juga sering disebut sebagai Dewi Uis Neo. Upacara yang ditujukan kepada Dewi Uis Neo adalah meminta berkah bagi kesuburan tanah yang sedang ditanami. Di samping itu, masyarakat Amanatun juga mempercayai adanya makhluk-makhluk gaib yang mendiami tempat-tempat tertentu, seperti di hutan, mata air, sungai, dan pohon yang dianggap angker. Ritual-ritual untuk menyucikan makhluk-makhluk gaib itu sering dilakukan dengan dipimpin oleh pejabat desa sekaligus pemuka adat. Selain itu, roh-roh nenek moyang yang dianggap mempunyai pengaruh yang luas kepada jalan hidup manusia, juga disucikan oleh warga adat Amanatun. Berbagai malapetaka yang datang dinilai sebagai tindakan atau peringatan dari arwah leluhur terhadap mereka yang telah lalai dan berbuat jahat. Meskipun agama Kristen yang dibawa Portugis pada akhirnya secara formal telah diterima dan dipeluk oleh sebagian besar dari penduduk Timor, namun sebagian besar dari mereka masih percaya akan adanya dewa-dewa, makhluk-makhluk halus, roh nenek moyang, dan percaya akan ilmu sihir.
Ø   Silsilah Raja-Raja
Berikut nama raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Amanatun:
1. Raja Tnai Pah Banunaek
2. Raja Tsu Pah Banunaek
3. Raja Nopu Banunaek
4. Raja Bnao Banunaek I
5. Raja Nifu Banunaek
6. Raja Kili Banunaek
7. Raja Bnao Banunaek II
8. Raja Nono Luan Banunaek
9. Raja Bnao Banunaek III
10. Raja Bnao Banunaek IV
11. Raja Bab‘i Banunaek
12. Raja Bnao Banunaek V atau Raja Bnao Nunkolo (1766)
13. Raja Kusat Muti atau Raja Muti Banunaek I (1832)
14. Raja Loit Banunaek (1899)
15. Raja Muti Banunaek II (1900-1915)
16. Raja Kusa Banunaek (1916-1919)
17. Raja Kolo Banunaek atau Raja Abraham Zacharias Banunaek (1920-1946)
18. Raja Lodoweyk Lourens Don Louis Banunaek atau Raja Laka Banunaek (1946-1965) .
Sistem pemerintahan yang berlaku di Kerajaan Amanatun tidaklah kekal, sering berganti-ganti seiring perubahan zaman dan kondisi perpolitikan . Kerajaan Amanatun sudah mempunyai sistem pemerintahan yang teratur dan sistematis, seperti pembagian wilayah administratif yang menurun dari raja hingga ke pemerintahan tingkat desa. Ada beberapa kontrak politik yang pernah ditandatangani oleh raja-raja Amanatun dengan pemerintah Hindia Belanda kendati banyak di antaranya yang berlangsung alot dalam memperoleh kesepakatan. Kontrak politik atau korte veklaring antara Kerajaan Amanatun dan pemerintah kolonial Hindia Belanda tersebut antara lain:
  1. Korte veklaring tertanggal 27 Juli 1908, ditandatangani oleh Raja Muti Banunaek pada 14 april 1909.
  2. Korte veklaring tertanggal 22 Agustus 1910, ditandatangani oleh Raja Muti Banunaek pada 14 Juni 1913.
  3. Korte veklaring tertanggal 30 September 1916, ditandatangani Raja Kusa Banunaek pada 23 oktober 1917.
  4. Korte veklaring tertanggal 27 April 1921, ditandatangani oleh Raja Kolo Banunaek pada 21 Februari 1923.
Kontrak-kontrak politik ini selalu dibuat sesuai dengan kebutuhan pemerintah kolonial Belanda di mana posisi raja-raja Amanatun selalu di pihak yang lemah dan dirugikan.
Kelompok suku yang paling dominan di dalam struktur sosial masyarakat Amanatun adalah suku Missa, selain suku-suku lain yang lebih kecil jumlahnya seperti suku Tkesnai, suku Amafnya, suku Nai Usu, dan lain-lainnya. Sumber pemasukan kerajaan adalah dari hasil produksi jagung, cendana, dan lilin, Sebelum agama Nasrani yang dibawa orang-orang/misionaris Portugis disebarkan, penduduk Timor, termasuk warga Kerajaan Amanatun, masih berkeyakinan kepada suatu kepercayaan akan adanya Dewa Langit atau Uis Neno yang dinggap sebagai pencipta alam dan pemelihara kehidupan di dunia.
2.2.2 Kerajaan Wehali
            Sejak tahun 1260 telah berdiri kerajaan Wehali, kerajaan ini berdiri seabad sebelum zaman keemasan Majapahit. Kerajaan ini merupakan kerajaan pribumi satu-satunya yang lolos dari pengaruh kerajaaan-kerajaan Hindu-Budha yang sudah bertebaran di Sumatera, Jawa, dan Kalimantan.
            Sebelum kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Timor, sudah tersusun suatu struktur masyarakat dan tata kekuasaan pemerintahan dari kerajaan Wehali maupun kerajaan-kerajaan lainnya. System dan tata pemerintahan di kerajaan Wehali, pimpinan tertinggi adalah Maromak Oan yaitu sebagai pemimpin tertinggi baik masalah duniawi maupun masalah religius. Dalam menjalankan pemerintahannya ia dibantu oleh para Loro, dan Loro dibantu oleh Nai.  
            Di kerajaan Wehali pernah terjadi perang antara Wewiku dan Wehali, juga antara Liura Likuisaen dengan Wehali dan dapat dikalahkan oleh kerajaan Wehali. Kemudian keadaan di kerajaan Wehali dapat dipulihkan kembali, dan Wehali berkuasa hingga kedatangan bangsa-bangsa Eropa di Timor. Kerajaan Wehali telah mempersatukan berbagai kerajaan kecil di Pulau Timor, seperti kerajaan Rote, kerajaan Soe, kerajaan Belu, kerajaan Amarasi, kerajaan Amanuban, kerajaan Bonoboro, kerajaan Lautem, dan lain-lain di sekitar pulau Timor.
            Menurut sejarah versi Kolonial Belanda maupun menurut versi pengarung lautan dari Majapahit yang dimuat dalam naskah-naskah Negarakertagama semasa Hayam Wuruk, kerajaan Wehali di Timor sudah eksis. Kerajaan itu kaya akan kayu cendana, minyak wangi cendana, kuda dan rempah-rempah.
            Kekalahan armada Portugis di Makasar yang dihancurkan Belanda. Dan perjanjian Gowa tahun 1661 tentang hukuman Belanda kepada Portugis, hanya boleh berdagang di Timor bagian timur saja. Begitu pula Belanda menghukum Portugis supaya orang-orang Portugal yang sudah bercampur dengan penduduk asli Flores timur yang dikenal sebagai orang-orang Tropaz diusir dari Flores dan diharuskan hanya boleh tinggal di wilayah timur pulau Timor. Perlakuan Belanda terhadap Portugis tidak menggubris kedaulatan raja Wehali yang berdaulat di seluruh pulau Timor. Kerajaan Wehali mempersatukan kerajaan kecil di sebagian besar pulau Timor. Dengan adanya perjanjian gowa, maka Belanda telah mengucilkan Portugis di Nusantara dengan hanya boleh berdagang kayu cendana, kuda, dan rempah-rempah di bagian timur pulau Timor. Dalam hal ini Belanda sama sekali tidak melibatkan wewenang dan kedaulatan raja Wehali, raja orang-orang Timor dari Rote di barat sampai Lautem di timur. Perjanjian Gowa tersebut sekaligus menghancurkan kedaulatan raja Wehali dan hapuslah kerajaan itu, akibat hukuman Belanda yang diberikan kepada Portugis.
2.2.3. Kerajaan Luca
            Kerajaan Luca merupakan suatu bentuk kerajaan kecil sebagai hasil penggabungan dari dua buah kelompok adat yang telah ada sebelumna yaitu, Uma Bot dan Kan Lor. Akan tetapi dalam perkembangannya kerajaaan Luca berhasil tumbuh dan berkembang menjadi suatu kerajaan yang besar dan kuat. Lokasi yang dipilih sebagai pusat pemerintahannya terletak pada daratan Cnua Luca yang berada di dekat sungai Luca. Daerah tersebut secara administratif sekarang masuk dalam wilayah desa Luca, kecamatan Viqueque kabupaten Viqueque. Dalam menjalankan roda pemerintahannya kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja dengan dibantu oleh beberapa penasehatnya (Pahin liurai). Setelah Portugis menguasai seluruh daratan Timor bagian timur, maka seperti kerajaan-krajaan lainnya, kerajaan Luca juga menerima perlakuan yang buruk dari pemerintah Portugis yaitu berupa berbagai bentuk penekanan (penindasan) dan perlakuan yang semena-mena.
Sebagai puncak dari perlakuan yang semena-mena tersebut akhirnya ditanggapi oleh rakyat Luca dengan suatu bentuk pemberontakan yang meletus paa tahun 1779. Pemberontakan itu sendiri dipimpin langsung oleh rajanya. Dalam hal ini untuk membangkitkan semangat rakyatnya, maka raja menggunakan taktik dengan menganggap dirinya sebagai nabi dan ratu adil. Akibat dari taktik ini raja berhasil mendapat simpati dari rakyatnya. Bahkan raja Luca juga mendapatkan dukungan yang luas dari raja-raja pribumi setempat yang ada di sekitanya.
            Pemberontakan yang dipimpin oleh raja Luca akhirnya dapat dipadamkan pada tahun 1785. Meskipun pemberontakan berhasil dipadamkan, tetapi pemerintah Portugis masih tetap menaruh kekhawatiran terhadap sisa-sisa penguasa kerajaan. Dari sikap ini akhirnya pada tahun 1908 pemerintah Portugis berusaha untuk melemahkan kekuasaan yang masih tersisa dengan jalan menurunkan status kerajaan Luca menjadi sebuah desa.Sisa-sisa kerajaan Luca pada masa sekarang masih terdapat di daerah Cnua Luca. Lokasinya berada di sebuah bukit yang tidak begitu tinggi. Di sebelah baratnya terdapat sungai Luca yang mengalir kearah selatan, yaitu kearah pantai selatan yang jaraknya kira-kira 6 Km dari tempat tersebut.
Kerajaan Luca tersebut hanya tinggal berupa puing-puing bangunan dan sedikit bekas benteng atau pagar, tempat ini kemudian dikenal dengan sebutan Padari Rai-Hun. Masyarakat setempat hingga kini masih tetap mengkeramatkan lokasi sekitar bekas kerajaan Luca tersebut.           Meskipun kerajaan Luca secara resmi telah dibubarkan oleh pemerintah Portugis, tetapi sisa-sisa peradabannya sedikit banyak masih tampak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat desa Luca pada saat ini. Bentuk-bentuk peradaban tersebut misalnya berupa penghormatan pada para bekas keturunan raja. Selain itu bentuk lain dari warisan peradaban kerajaan Luca yang masih tampak dalam kehidupan masyarakat misalnya berupa penggunaan bahasa kiasan dalam berbagai bentuk upacara resmi yang berkaitan dengan adat.
2.3. Bentuk Sosial dan Ekonomi Timor Leste
2.3.1 Bentuk Sosial masyarakat dan Kebudayaan Timor Leste
            Menurut beberapa sumber sejarah dan tradisi adat lisan yang ada dan terpelihara secara turun-temurun dikatakan bahwa jauh sebelum kedatangan leluhur para penguasa atau raja-raja Timor, sudah ada penduduk asli Timor yang dikenal dengan nama suku “Melus” orang Melus ini dikenal dengan sebutan Emafatuk oan ai oan (manusia penghuni batu dan kayu). Suku ini masih sangat primitive dan hanya mempergunakan peralatan dari batu dan kayu untuk mempertahankan hidupnya dari alam sekitar.
            Berdasarkan sumber-sumber tulisan dari orang-orang Cina, Portugis, dan Belanda diungkapkan bahwa leluhur para raja Timor berasal dari jazirah Malaka (Malaysia) yang datang ke Timor, beberapa abad sebelum kedatangan bangsa Eropa. Adapun versi lain yang mengatakan bahwa leluhur para penguasa Timor terdiri dari empat suku dan berasal dari jazirah Malaka, yang setelah mengalahkan suku asli Melus, akhirnya menguasai seluruh pulau Timor jauh sebelum kedatangan bangsa Eropa yang kemudian membagi wilayah ini menjadi 2 yaitu, Timor Portugis dan Timor Belanda. Mereka terdiri dari empat suku yang dikenal dengan nama “Sina Mutin Malaka” dan mendarat untuk pertama kalinya di teluk Wetoh (Maubesi) di Belu selatan kabupaten Belu.  
Sebelum bangsa Portugis menemukan daratan Timor, daerah ini telah dihuni oleh kelompok mayarakat yang beradab. Mereka hidup dalam kelompok yang terpisah-pisah. Akibat dari pemisahan tersebut telah memaksa masing-masing kelompok untuk menyusun dan membentuk budaya sendiri-sendiri. Akhirnya di daratan Timor bagian timur muncul berbagai macam bentuk kebudayaan, tetapi pada dasarnya dilatar belakangi oleh akar budaya yang sama.
            Dalam perkembangannya, masing-masing kelompok masyarakat tersebut saling membentuk tatanan-tatanan yang mengatur kehidupan mereka sendiri-sendiri di dalam suatu bentuk pemerintahan sederhana berupa kerajaan-kerajaan kecil. Tiap-tiap kerajaan biasanya dipimpin oleh seorang penguasa (raja/liura). Tugas pokok dari seorang pemimpin kerajaan adalah menciptakan suatu kondisi kehidupan seperti yang dikehendaki bersama, misalnya kehidupan yang aman, adil, makmur. Tetapi dengan masuknya unsur kebudayaan asing (pemerintah Portugis), maka kehidupan yang sebelumnya dianggap sudah mapan kemudian mengalami perubahan yang sangat drastis. Apalagi setelah adanya campur tangan asing dirasa sangat merugikan rakyat, situasi seperti ini yang pada akhirnya menimbulkan munculnya pemberontakan-pemberontakan.
2.3.2 Bentuk Ekonomi Timor Timur
Timor Timur mengharapkan bisa mengeksploitasikan minyak bumi di Celah Timor (Timor Gap), namun sepertinya sulit untuk mendapatkan pendapatan devisa yang besar di Celah Timor karena Australia telah mengiming-imingi Timor Timur dengan pengelolaanya dan Australia mendapatkan hasil eksploitasinya sebesar 80% dan sisanya diberikan ke Timor Timur. Australia juga telah menghalang-halangi Timor Timur untuk dapat menguasai Celah Timor secara penuh, dengan cara mengulur-ulur penyelesaian perbatasan kedua negara.
Walaupun telah merdeka, Timor Timur masih sangat tergantung dengan pasokan barang-barang dari Indonesia mulai dari sembako sampai bahan bakar minyak (BBM) terutama melalui provinsi Nusa Tenggara Timur. Australia pernah mencoba menguasai distribusi barang-barang kebutuhan sehari-hari tapi gagal karena terlalu mahal dan kurang dikenal rakyat Timor Timur. Selain amat tergantung secara politik kepada mantan penjajah Portugal, Timor Timur mengadopsi mata uang dolar Amerika Serikat sebagai mata uang yang mengakibatkan daya beli rakyat jauh menurun dibandingkan ketika masih menjadi provinsi Indonesia.




BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
            Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa'e), yang sebelum merdeka bernama Timor Timur, adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian timur pulau Timor. Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelumnya bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, mereka memutuskan untuk memakai nama Portugis "Timor Leste" Leste : Kerajaan Amanatun, kerajaan Luca, dan kerajaan Wehali. Secara administratif Timor Leste dibagi menjadi 13 distrik, 65 subdistrik, 442 sucos (desa), dan 2.225 aldeias.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas dipandang perlu untuk memberikan saran dan kritik kepada penulis selanjutnya yaitu supaya mengembangkan makalah. Penulis juga sangat menyadari akan segala kekurangan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini. Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.



DAFTAR PUSTAKA

1.       “Provinsi Nusa Tenggara Timur”, tersedia di www.docstoc.com, data diunduh pada 6 November 2012.

4.      Kebudayaan Timor”, tersedia di www.anakgununglakaan.blogspot.com,
5.       “Kerajaan Amanatun”, tersedia di www.wikipedia.com,



0 komentar:

Post a Comment