Dibalik
kegagahannya, tersimpan banyak kisah pilu pada masa perjuangan melawan penjajah
Belanda.
Bondowoso – Sebuah
kota kecil yang berada di kawasan Tapal Kuda meliputi Lumajang, Probolinggo,
Bondowoso, Jember, Situbondo, Pasuruan dan Banyuwangi. Sebagai satu-satunya
kota yang tidak memiliki laut ini, Bondowoso merupakan kota yang sarat akan
sejarah.
Salah
satu kisah pilu dibalik sejarah Bondowoso adalah kisah ‘Gerbong Maut’ yang terjadi pada sekitar tahun 1947 silam,
tepatnya pada tanggal 23 November. Walau berselang dua tahun sejak
diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda masih belum
meninggalkan kawasan Nusantara.
Berawal
dari penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap berperan
dalam kegiatan perjuangan sehingga mengakibatkan penjara Bondowoso tidak mampu
menampung parah tahanan. Belanda memindahkan 100 orang dari tahanan Bondowoso
menuju Surabaya, mereka adalah orang-orang yang dianggap memiliki pelanggaran
berat.
Satu-satunya
gerbong asli yang ditemukan dengan kode GR 10152 yang kini tersimpan rapi di
Museum Brawijaya, Kota Malang, menjadi saksi bisu tragedi 'Gerbong Maut'.
Gerbong ini adalah gerbong ketiga, membawa 38 orang, tertutup rapat tanpa
ventilasi udara sedikitpun. Berbeda dengan gerbong pertama GR5769 dan gerbong
kedua GR4416 yang masih memiliki lubang ventilasi udara meskipun sangat kecil.
baca juga : Pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab
Gerbong
ketiga merupakan gerbong yang biasanya digunakan untuk mengangkut barang, namun
dipaksa untuk mengangkut tahanan dari Bondowoso menuju Suabaya. Lama perjalanan
yang dibutuhkan untuk sampai ke Surabaya adalah 16 jam, para tahanan tidak
diberi makan dan minum. Tercatat, dari 100 tahanan yang diangkut, ada 46 orang
meninggal, 2 orang sakit parah dan hanya 12 orang yang selamat.
Para
tahanan yang masih hidup dipaksa untuk mengangkut mereka yang tewas. Mereka
harus berhati-hati karena bisa saja kulit tahanan yang tewas selama perjalanan
dari Bondowoso menuju Surabaya terkelupas karena kepanasan dan terpanggang
dalam gerbong baja kereta api.
Sejak
saat itu, Bondowoso dikenal dengan kisah ‘Gerbong Maut’.