Telusuri artikel, makalah dan kisah sejarah

5 Kebohongan Sejarah Syekh Siti Jenar

Mengungkap Kebohongan dibalik Sejarah Syekh Siti Jenar

Perjanjian Giyanti

Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta pasca perjanjian Giyanti tahun 1755-1830

PEMERINTAHAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

Bidang agama,politik dan sosial ekonomi

Mengenang jatuhnya Konstantinopel

Lebih dari 70 kapal perang diangkut melintasi pegunungan

Perang Sipil Amerika Serikat

Proklamasi emansipasi pembebasan budak di seluruh Amerika Serikat

Thursday, 14 March 2019

Kisah Pilu dibalik Kegagahan Gerbong Maut


Dibalik kegagahannya, tersimpan banyak kisah pilu pada masa perjuangan melawan penjajah Belanda.
Bondowoso – Sebuah kota kecil yang berada di kawasan Tapal Kuda meliputi Lumajang, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Situbondo, Pasuruan dan Banyuwangi. Sebagai satu-satunya kota yang tidak memiliki laut ini, Bondowoso merupakan kota yang sarat akan sejarah.


Salah satu kisah pilu dibalik sejarah Bondowoso adalah kisah ‘Gerbong Maut’  yang terjadi pada sekitar tahun 1947 silam, tepatnya pada tanggal 23 November. Walau berselang dua tahun sejak diproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda masih belum meninggalkan kawasan Nusantara.

Berawal dari penangkapan besar-besaran terhadap orang-orang yang dianggap berperan dalam kegiatan perjuangan sehingga mengakibatkan penjara Bondowoso tidak mampu menampung parah tahanan. Belanda memindahkan 100 orang dari tahanan Bondowoso menuju Surabaya, mereka adalah orang-orang yang dianggap memiliki pelanggaran berat.


Satu-satunya gerbong asli yang ditemukan dengan kode GR 10152 yang kini tersimpan rapi di Museum Brawijaya, Kota Malang, menjadi saksi bisu tragedi 'Gerbong Maut'. Gerbong ini adalah gerbong ketiga, membawa 38 orang, tertutup rapat tanpa ventilasi udara sedikitpun. Berbeda dengan gerbong pertama GR5769 dan gerbong kedua GR4416 yang masih memiliki lubang ventilasi udara meskipun sangat kecil.

baca juga : Pemerintahan Khalifah Umar Bin Khattab

Gerbong ketiga merupakan gerbong yang biasanya digunakan untuk mengangkut barang, namun dipaksa untuk mengangkut tahanan dari Bondowoso menuju Suabaya. Lama perjalanan yang dibutuhkan untuk sampai ke Surabaya adalah 16 jam, para tahanan tidak diberi makan dan minum. Tercatat, dari 100 tahanan yang diangkut, ada 46 orang meninggal, 2 orang sakit parah dan hanya 12 orang yang selamat.

Para tahanan yang masih hidup dipaksa untuk mengangkut mereka yang tewas. Mereka harus berhati-hati karena bisa saja kulit tahanan yang tewas selama perjalanan dari Bondowoso menuju Surabaya terkelupas karena kepanasan dan terpanggang dalam gerbong baja kereta api.

Sejak saat itu, Bondowoso dikenal dengan kisah ‘Gerbong Maut’.

Kumpulan Makalah Sejarah Asia Tenggara

Assalamualaikum sobat historica dimanapun berada, semoga sehat selalu. Okeeee... kali ini saya mau membagikan beberapa makalah bekas penjajahan Belanda nih :v

Berikut ini adalah kumpulan makalah sewaktu saya masih kuliah, mungkin akan sedikit berguna sebagai bahan copas untuk kalian yang sedang ada tugas membuat makalah "Sejarah Asia Tenggara"

Yaudah langsung sedot aja, linknya dibawah ini!!!

Sejarah Filiphina

Sejarah Laos

Sejarah Malaysia dan Singapura

Sejarah Vietnam

Sejarah Timor Leste

Wednesday, 13 March 2019

Mengungkap Kebohongan dibalik Sejarah Syekh Siti Jenar

Keberadaan Syekh Siti Jenar yang selalu dikaitkan dengan pemahaman konsep ketuhanan yang dianggap menyimpang dari pemahaman 9 wali atau yang biasa kita kenal Wali Songo selalu menarik untuk diulas. 


Baru-baru ini seorang cendekiawan muslim Banyuwangi, KH. Shohibul Faroji Al-Robbani, mengungkapkan 5 fakta yang membantah mitos kekeliruan tentang pemahaman Syekh Siti Jenar selama ini. 

  • Berasal dari cacing
Shobil Faroji berpendapat bahwa ini adalah sejarah bohong. Sejarah ini tentu saja sangat bertentangan dengan akal sehat manusia dan Syari’at Islam. Ditambah lagi tidak ada bukti referensi yang kuat bahwa Syekh Siti Jenar berasal dari cacing.
Terdapat sebuah naskah klasik, Serat Candhakipun Riwayat Jati menceritakan kalau Lemahbang (Syekh Siti Jenar) berasal dari cacing.
“Itu salah! Bertempat tinggal di Desa Lemah Abang, sebenarnya ia memang manusia yang akrab dengan rakyat jelata,” jelasnya.
  • Ajaran Manunggaling Kawulo Gusti
Mengenai ajaran Manunggaling Kawulo Gusti yang diidentikkan kepada Syaikh Siti Jenar oleh beberapa penulis sejarah adalah sebuah kebohongan besar, tidak berdasar alias ngawur. “Fana’ wal Baqa’ merupakan kalimat yang digunakan Syekh Siti Jenar, dimana artinya adalah segala sesuatu itu akan rusak dan binasa kecuali Dzat Allah. Sangat berbeda penafsirannya dengan Manunggaling Kawulo Gusti, yang mana istilah tersebut berasal dari Kitab-kitab Primbon Jawa.
  •  Meninggalkan sholat dan puasa
Syaikh Burhanpuri dalam Risalah Burhanpuri halaman 19 membantah pendapat sejarah yang mengatakan bahwa Syekh Siti Jenar meninggalkan sholat, puasa ramadhan, dan haji. Seraya berkata,
“Selama 9 tahun saya berguru kepada Syaikh Siti Jenar, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri, bahwa dia adalah pengamal syari’at Islam sejati, bahkan sholat sunnah yang dilakukan Syaikh Siti Jenar sangat jauh lebih banyak dari pada manusia biasa. Tidak pernah sedikitpun bibirnya berhenti berdzikir ‘Allah, Allah, Alla…’ dan membaca Shalawat nabi, tidak pernah ia putus puasa Daud, Senin-Kamis, puasa Yaumul Bidh, dan tidak pernah saya melihat dia meninggalkan sholat Jumat” bela Syaikh Burhanpuri pada gurunya.
  • Mayat Syekh Siti Jenar berubah menjadi anjing 
Berita keempat adalah tentang kematian Syekh Siti Jenar yang dibunuh oleh Wali Songo dan mayatnya berubah menjadi anjing. 
Hal ini dibantah oleh Shohibul Faroji  “Ini merupakan suatu penghinaan kepada seorang Waliyullah, seorang cucu Rasulullah. Sungguh teramat keji dan biadab, seseorang yang menyebut Syaikh Siti Jenar lahir dari cacing dan meninggal jadi anjing. Jika ada penulis yang menuliskan seperti itu, berarti dia tidak bisa berfikir jernih." 
"Dalam teori Antropologi atau Biologi Quantum sekalipun,seorang manusia itu lahir dari manusia dan akan wafat sebagai manusia. Maka dari itu saya meluruskan riwayat ini berdasarkan riwayat para habaib, ulama, kiai dan ajengan yang terpercaya kewara’annya. Mereka menyebutkan bahwa Syaikh Siti Jenar meninggal dalam kondisi sedang bersujud di pengimaman Masjid Agung Cirebon setelah sholat Tahajjud. Dimana pada saat itu para santri baru mengetahuinya saat akan melaksanakan sholat shubuh,“ terang Shohibul Faroji.
  •  Syekh Siti Jenar dibunuh oleh sembilan wali
Fakta terakhir adalah tentang cerita bahwa Syekh Siti Jenar dibunuh oleh Sembilan Wali merupakan sebuah kebohongan yang tidak memiliki literatur primer. Cerita tersebut hanyalah cerita fiktif yang ditambah-tambahi, agar kelihatan dahsyat, dan laku bila dijadikan film atau sinetron.
“Wali Songo adalah julukan untuknsembilan wali penegak Syari’at Islam di tanah Jawa. Telah diajarkan dalam Maqaashidussyarii’ah, bahwa sesungguhnya Islam itu memelihara kehidupan serta dilarang untuk membunuh seorang jiwa mukmin yang di dalam hatinya ada Iman kepada Allah. Sangat tidak mungkin sembilan waliyullah yang suci dari keturunan Nabi Muhammad akan membunuh waliyullah dari keturunan yang sama. Sungguh idak bisa diterima akal sehat,” tegas Shohibul Faroji membantah beberapa fakta yang selama ini keliru dipahami oleh banyak masyarakat tentang Syekh Siti Jenar.
Diyakini bahwa penghancuran sejarah ini, menurut ahli Sejarah Islam Indonesia, Azyumardi Azra adalah ulah penjajah Belanda untuk memecah belah umat Islam agar selalu bertikai antara Sunni dengan Syi’ah, antara Ulama’ Syari’at dengan Ulama’ Hakikat. Belanda telah mengklasifikasikan umat Islam Indonesia dengan Politik Devide et Empera (Politik Pecah Belah) menjadi tiga kelas menurut Azyumardi Azra, yaitu kelas santri yang diidentikkan dengan 9 Wali, kemudian yang kedua adalah kelas Priyayi  yang diidentikkan dengan Raden Fattah dan Sultan Demak. Serta yang terakhir kelas Abangan yang diidentikkan dengan Syekh Siti Jenar.

Demikianlah artikel mengenai mengungkap kebohongan dibalik sejarah Syekh Siti Jenar. Semoga setelah membaca artikel ini kita tidak termasuk kedalam golongan yang mempercayai fitnah penjajah Belanda yang ingin memecah belah umat Islam di indonesia.