Dalam Pemilu tahun 1955, Pemilu yang diklaim paling demokratis,
telah menghasilkan empat kekuatan Poros Utama. Kelompok muslim diwakili
oleh Masyumi dan NU, kelompok Nasionalis diwakili oleh PNI, dan Komunis
diwakili oleh PKI.
Yang cukup mengejutkan, walaupun tahun 1948
PKI pernah melakukan pemberontakan, namun tahun 1955 PKI masih
diperbolehkan menjadi kontestan Pemilu, dan mempunyai banyak massa
pendukung yang kebanyakan terdiri dari kaum buruh dan tani.
Baca juga : KNIL - PENCETAK PARA KOMBATAN
Besarnya pendukung Partai Komunis ini tak lepas dari banyaknya organisasi-orga nisasi sayap yang bernaung dibawahnya, antara lain, Gerwani, Lekra, Pesindo, BTI, SOBSI, PR dan CGMI.
Tentang besarnya pendukung Partai Komunis ini dalam kurun waktu antara
tahun 1954 hingga tahun 1965, diulas oleh Karl J. Pelzer sebagai
berikut, "Pada bulan Maret 1954, BTI mengklaim bahwa jumlah anggotanya
800.000 orang, dan sekitar 2.000.000 orang pada bulan April 1955. Pada
akhir Pemilu tahun 1955, sekertariat BTI melaporkan bahwa jumlah
anggotanya 3.300.000 orang. Dan pada tahun 1965, BTI mengklaim jumlah
anggotanya tak kurang dari 8.500.000 orang. Tahun 1965, cabang BTI dapat
diketemukan praktis di seluruh Kabupaten dan dilebih dari 80 persen
Kecamatan yang ada di Indonesia".
Baca juga : Sejarah Burma
Dengan besarnya pendukung ini praktis membuat PKI merasa diatas angin, sehingga PKI sering melakukan tekanan-tekanan kepada pihak yang dianggap berseberangan, bahkan acap kali melakukan aksi-aksi sepihak yang sangat merugikan pihak yang lain.
0 komentar:
Post a Comment