Telusuri artikel, makalah dan kisah sejarah

5 Kebohongan Sejarah Syekh Siti Jenar

Mengungkap Kebohongan dibalik Sejarah Syekh Siti Jenar

Perjanjian Giyanti

Kasultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta pasca perjanjian Giyanti tahun 1755-1830

PEMERINTAHAN KHALIFAH UMAR BIN KHATTAB

Bidang agama,politik dan sosial ekonomi

Mengenang jatuhnya Konstantinopel

Lebih dari 70 kapal perang diangkut melintasi pegunungan

Perang Sipil Amerika Serikat

Proklamasi emansipasi pembebasan budak di seluruh Amerika Serikat

Sunday, 21 April 2019

Faktor Pendorong Munculnya Nasionalisme Amerika Latin

Semenjak penjajahan Spanyol benih-benih nasionalisme telah muncul di Amerika Latin, Portugal menerapkan politik kolonial di Amerika Latin. Berbagai bentuk eksploitasi yang yang dilakukan Spanyol dan Potugal di Amerika Latin. Panjajahan telah menyadarkan orang-orang Amerika Latin khususnya dari kalangan keturunan Eropa untuk berjuang melepaskan diri dari penjajahan bangsa Eropa. Pelopor perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme Amerika Lain notabene keturunan Eropa, ini tidaklah mengherankan kerena orang-orang pribumi Amerika Latin boleh dikatakan masih barbar, kerena SDM (Sumber Daya Manusia) yang masih rendah.
Nasionalisme dan gerakan kemerdekaan di Amerika Latin didorong oleh beberap faktor dan pada umumnya, kesemuanya itu berasal dari unsur asing, dalam arti dari luar Amerika Latin, lima faktor tersebut adalah: 1) karena penjajahan asing, 2) pemerasan oleh gereja, 3) adanya intervensi asing, dan 4) faktor nasional. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :

a.    Faktor Penjajahan Asing
Penjajahan Spanyol dan Portugis merupakan faktor utama dalam melahirkan semangat nasioalisme dalam diri masyarakat Amerika Latin. Berjuang melawan penjajahan asing merupakan tindakan patriotic dan revolusioner. Patriotisme ini yang lambat laun menyadarkan masyarakan Amerika Latin akan pentingnya bangsa, eksistensi bangsa, jiwa dan tujuan perjuangan bangsa, dan nasionalisme. Dalam hal ini, terutama Spanyol ikut menumbuhkan nasionalisme itu sendiri, hal ini dikarenakan begitu lamanya Spanyol mau mengakui kemerdekaan bekas daerah jajahannya. Sementara untuk Portugal pada tahun 1825 telah mengakui kemrdekaan Brasil dan Prancis pada tahun yang sama mengakui kemerdekaan Haiti.  
b.    Faktor Pemerasan Gereja terhadap rakyat
Pemerasan ini terutama dalam hal tanah, kekayaan negara, dan pengkristenan golongan rendah dari lapisan masyarakat terutama orang Indian, yang dijalankan oleh para pendeta Spanyol. Semua ini dipandang oleh masyarakat Amerika Latin sebagai bentuk pemerasan ynag dilakukan oleh orang-orang Spanyol. Sistem Katolisisme Roma yang berpusat di Itali, dan hierarki gereja yan di bawanya serta turut memperuncing perbedaan kelas-kelas sosial yang telah ada.
c.    Faktor Intervensi Asing
Campaur tangan bangsa asing nampak pada masa perang kemerdekaan dan pada masa perabg saudara atau revolusi. Inggris menjarahi jajahan Spanyol di karibia dan Amerika tengah antara tahun 1585-1700. Armada Pet Heyn, Hendrik Brouwer dan Van Horn dari Belanda merampas pulau-pulau kecil jajahan Spanyol di Karibia pada tahun 1621. Prancis melakukan hal yang sama terhadap jajahan Spanyol di Amerika Latin pada tahun 1700-an.
Di asamping itu muncul intervensi dari Amerika Serikat pada masa perang saudara di Mexico. Intervensi ini menghasilkan doktrin Monroe yang berbunyi “setiap campur tangan negara-negara Eropa terhadap Negara-negara ang baru merdeka di kawasan Amerika, akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat terhadap Amerika Serikat.” Pada awalnya sifat pernyataan dalam doktrin tersebut hanya bersifat defensive, namun lambat laun dipraktekkan terlalu jauh oleh Amerika Serikat, hingga melakukan intevensi fisik secara langsung terhadap persoalan negara-negara Amerika Latin.
Dalih yang diterapkan Amerika Serikat dalam intervensi pada umumnya untuk melindungi jiwa dan harta benda milik warga negaranya di luar negeri, atau untuk ikut bertangung jawab membina perdamaian kawasan. Nama-nama yan dipergunakan diantaranya dalah “Manifest Destinty”, Elder Sister Policy”, dan Dollar Diplomacy.”
Kekhawatiran terhadap paengaruh asing ini mulai timbul setelah selesai perang kemerdekaan. Hal ini dimulai ketika terjalin hubungan perdagangan yang meluas dengan Amerika Serikat dan Inggris, Amerika Latin mulai khawatir atas pengaruh asing mula-mula dibidang ekonomi, perdagangan, dan intervensi modal asing di sector perindustrian, kemudian menjurus lebih jauh pada kekawatiran terhadap pengaruh nilai-nilai kebudayaan asing.
d.   Faktor Nasional
Faktor ini merupakan factor inheren yang ada dalam diri masyarakat Amerika Latin. Corakmasyarakat Amerika Latin adalah paternalistis. Ikatan keluarga dirasa sangat kuat baik di desa maupun di kota, dikalangan masyarakat rendah maupun di antara lapisan elit modern. Sistem atau figur Paternalistis ini di bawa ke lingkuknga  sosial politik sehingga mengakibatkan Personality Politics. Seorang pimpinan harus bersifat berani dan jantan. Keberanian mengusir penjajah merupakan atribut dari pahlawan nasional dan nasionalisme, serta menjadi teladan dalam pembentukan jiwa nasionalisme.

UFO Sebagai Salah Satu Masalah Dunia Masa 1960an


Sewaktu masih berkecamuknya Dwikora, Surabaya sebagai salah satu basis kekuatan pertahanan berada dalam keadaan siap-siaga, mendapat kunjungan benda-benda terbang tak dikenal setiap malam selama seminggu penuh dari tanggal 18 sampai dengan 24 September 1964. Tamu-tamu yang tak diundang itu tampak secara serentak baik di layar radar maupun dengan mata telanjang, sehingga tergolong dalam penyaksian RV (Radar - Visual Sightings). 

Benda-benda tak dikenal itu mulai beraksi sesudah matahari terbenam dan menghilang menjelang fajar menyingsing. Benda-benda itu ada yang bergerak seperti pesawat terbang atau helikopter biasa, tetapi ada pula yang melakukan olah-gerakan yang serba mendadak. Kegiatan benda-benda terbang yang aneh itu dipusatkan di dalam daerah segitiga Surabaya - Malang - Bangkalan. Keadaan cuaca di daerah kejadian selama seminggu itu adalah cerah.

Benda-benda aneh itu menurut deskripsi para saksi mata adalah benda hitam yang kadang-kadang memperlihatkan ekor api yang lebih panjang dari api gasbuang pesawat pancargas yang sedang menyalakan "afterburner" nya. Meskipun bentuk badannya tersembunyi kegelapan malam, ia membawa lampu yang sangat terang di bagian bawahnya. Seorang saksi kebetulan melihan bentuk badannya yang memantulkan cahaya dari bawah dan menggambarkannya seperti sebuah mangga oleh karena berbentuk elipsoida yang berwarna hijau kebiru-biruan. Saksi mata lain menggambarkan cahaya UFO itu seperti lampu belakang mobil. Seorang penerbang Angkatan Udara yang pada suatu malam kebetulan berada di dekat kota Porong melukiskannya sebagai bulat seperti rambu lalu-lintas akan tetapi menyalam merah padam dan tampak melayang ke arah Surabaya tanpa berbunyi sama sekali. Benda-benda itu kadang-kadang memancarkan bunyi mendengung seperti sebuah gasing yang sama sekali berbeda dengan bunyi pesawat pancargas maupun pesawat piston.


Ciri khas dari kasus UFO Dwikora ialah bahwa benda-benda terbang tak dikenal itu disambut dengan tembakan-tembakan gencar dari meriam-meriam artileri pertahanan udara kita.

Di dalam sejarah UFO sambutan dengan tembakan meriam penangkis serangan udara lainnya hanyalah terjadi di Kepulauan Kurillen yang diduduki oleh Uni Sovyet pada awal tahun 60-an. UFO itu ternyata tidak mempan ditembak oleh meriam, oleh karena itu tidak sebuah pun yang berhasil ditembak jatuh. Dari pengamatan dengan radar ternyata, apabila tembakan kita mengenai sasarannya, mereka segera mengubah ketinggiannya. Mereka itu terbang tidak tinggi, hanya sekitar 1200 m saja. Dengan gencarnya tembakan artileri sasaran udara di atas daerah yang padat penduduknya, tidak dapat dihindarkan jatuhnya korban. Beberapa orang yang sedang duduk di luar rumah mereka di daerah Sidoarjo terkena pecahan peluru meriam. Mungkin mereka sedang menikmati kesejukan hawa malam sehingga kurang memperhatikan adanya bahaya udara.

Benda-benda terbang tak dikenal itu juga pernah tampak mendarat pada malam hari di sebelah selatan Surabaya. Keesokan harinya seorang penerbang Angkatan Laut mendatangi tempat tersebut dengan helikopter, akan tetapi tidak menemukan bekas-bekasnya. Stasiun radar di Ngliyep, Malang, kurang lebih 120 km sebelah selatan Surabaya, menangkap sasaran-sasaran yang berputar-putar di atas pantai dan kadang-kadang ada yang berhenti. Di daerah itu pernah tersiar berita tentang pendaratan sebuah benda bulat di tengah-tengah kebun jagung. Menurut saksi mata seorang petani yang menjaga kebun jagung itu dari benda tadi keluar 2 orang asing yang mengenakan pakaian berwarna keperak-perakan yang mengkilau.
Mereka berambut pirang dan bertanya kepada petani itu, "Ini jagung?" Laporan petani itu hanya dijadikan bahan tertawaan saja.(Bagi mereka yang mempelajari masalah UFO, kejadian itu mirip dengan kasus di Amerika Serikat yang terjadi di dalam tahun 60-an juga. Dilaporkan adanya mahluk UFO yang berambut pirang dan yang berbicara dengan aksen bahasa Jerman).


Pandangan alat negara tentang peristiwa Surabaya tercermin di dalam telaahan staf Komando Pertahanan Udara Nasional berjudul "Penerbangan-penerbangan tidak dikenal di Sektor 11 (Surabaya)" tertanggal 29 September 1964 yang menyimpulkan, bahwa sasaran tidak dikenal sebagai yang telah dilaporkan memang ada, bahwa sasaran itu terdiri dari pesawat terbang biasa dan pesawat tanpa awak, bahwa kegiatan sasaran adalah kegiatan lawan, dan bahwa tujuannya adalah untuk perang urat sarah di samping secara tidak langsung mempengaruhi roda perekonomian.

Mengenai pengendalian secara elektronis kemungkinan terbesar dilakukan dari daratan, dari lautan mempunyai kemungkinan pula, sedangkan pengendalian dari udara secara teknis dapat diabaikan(!). Pada intisarinya mereka mengira UFO itu adalah secara rahasia Angkatan Laut Inggris oleh karena pada waktu itu memang kapal induk Inggris "Victorians" dengan beberapa kapal perang lain sedang berada kurang lebih di sebelah selatan Kendari dalam pelayarannya kembali ke Singapura setelah memasuki Samudra India lewat Selat Sunda. 

Diterobosnya pertahanan udara Surabaya oleh benda-benda terbang yang tak dikenal serta ekses-ekses yang timbul dari meriam-meriam penangkis serangan udara dengan sendirinya menimbulkan keresahan sosial. Maka dari itu pada tanggal 8 Oktober 1964 Pejabat Presiden Dr.J.Leimena merasa perlu untuk mengeluarkan imbauan agar masyarakat ramai tetap tenang dan tidak menimbulkan suasana yang keruh serta dilarang untuk membuat desas-desus dan tafsiran-tafsiran.

Sebelum pengumuman itu penulis ini di dalam jabatannya sebagai Penasihat Ilmiah Menteri/Panglima Angkatan Udara dimintai pendapatnya tentang kejadian di Surabaya oleh WAKAS KOTI Laksmana Muda Udara Sri Mulyono Herlambang. Saya kemukakan bahwa peristiwa itu sama dengan kejadian yang menimpa ibu kota Amerika Serikat Washington D.C. pada tahun 1952. Perbedaannya ialah bahwa ibu kota tadi tidak dalam suasana konfrontasi dan yang dikerahkan pesawat-pesawat pemburu segala cuaca Lockheed F-94 "Starfire".

Kesulitan yang dihadapi alat negara kita pada waktu itu ialah apabila sasaran-sasaran yang tak dikenal itu secara resmi diakui sebagai UFO, maka hal itu dapat menimbulkan kerawanan berupa mengendornya kesiap-siagaan dan terbukanya kesempatan bagi pihak lawan untuk menyalah-gunakan kondisi itu.

BESARNYA MASSA PENDUKUNG KOMUNIS

Dalam Pemilu tahun 1955, Pemilu yang diklaim paling demokratis, telah menghasilkan empat kekuatan Poros Utama. Kelompok muslim diwakili oleh Masyumi dan NU, kelompok Nasionalis diwakili oleh PNI, dan Komunis diwakili oleh PKI.

Yang cukup mengejutkan, walaupun tahun 1948 PKI pernah melakukan pemberontakan, namun tahun 1955 PKI masih diperbolehkan menjadi kontestan Pemilu, dan mempunyai banyak massa pendukung yang kebanyakan terdiri dari kaum buruh dan tani.


Besarnya pendukung Partai Komunis ini tak lepas dari banyaknya organisasi-organisasi sayap yang bernaung dibawahnya, antara lain, Gerwani, Lekra, Pesindo, BTI, SOBSI, PR dan CGMI.

Tentang besarnya pendukung Partai Komunis ini dalam kurun waktu antara tahun 1954 hingga tahun 1965, diulas oleh Karl J. Pelzer sebagai berikut, "Pada bulan Maret 1954, BTI mengklaim bahwa jumlah anggotanya 800.000 orang, dan sekitar 2.000.000 orang pada bulan April 1955. Pada akhir Pemilu tahun 1955, sekertariat BTI melaporkan bahwa jumlah anggotanya 3.300.000 orang. Dan pada tahun 1965, BTI mengklaim jumlah anggotanya tak kurang dari 8.500.000 orang. Tahun 1965, cabang BTI dapat diketemukan praktis di seluruh Kabupaten dan dilebih dari 80 persen Kecamatan yang ada di Indonesia".
Baca juga : Sejarah Burma 
Dengan besarnya pendukung ini praktis membuat PKI merasa diatas angin, sehingga PKI sering melakukan tekanan-tekanan kepada pihak yang dianggap berseberangan, bahkan acap kali melakukan aksi-aksi sepihak yang sangat merugikan pihak yang lain.

KNIL - PENCETAK PARA KOMBATAN

Jika kita telusuri jejak asal pendiriannya, KNIL dibentuk setelah Belanda "babak belur" dalam Perang Jawa atau yang lebih kita kenal dengan Perang Diponegoro, tahun 1825 sampai dengan 1830, dimana perang ini berhasil menguras habis keuangan Belanda. Untuk itu Perang Jawa memaksa Belanda untuk mempunyai Angkatan Perang yang lebih kuat lagi, lebih mumpuni di segala medan pertempuran. Maka pada 4 Desember 1830, Gubernur Jenderal Van de Bosch mengeluarkan Algemeene orders voor het Nederlandsh Oost Indische Leger, soal pembentukam Tentara Hindia Belanda, yang kemudian dikenal dengan sebutan KNIL.
KNIL ini terdiri dari berbagai etnis yang ada di Hindia Belanda, mulai dari Jawa, Minahasa, Ambon dan lain sebagainya, yang berada dalam formasi sebagai serdadu-serdadu pangkat rendahan. Para Perwiranya terdiri dari orang-orang Belanda, meskipun ada juga orang Belanda yang berpangkat rendahan.

KNIL banyak dikerahkan untuk memadamkan pemberontakan dan melawan para bajak laut yang banyak membuat onar di wilayah Hindia Belanda. Yang paling terkenal adalah aksi KNIL dalam Perang Aceh yang menewaskan Jenderal Mayor J. H. R. Kohler. Namun dalam perjalanan waktu, kehebatan KNIL ini harus bertekuk lutut di hadapan Bala Tentara Jepang pada awal tahun 1942.
Selama Pendudukan Jepang, antara tahun 1942 hingga 1945 KNIL tidak eksis di wilayah Indonesia. Setelah Jepang tunduk pada Sekutu, butuh waktu setahun lebih untuk kembali membangun KNIL, untuk menduduki kembali Indonesia sebagai Hindia Belanda, seperti di masa Kolonial dulu (bisa dilihat dari upaya Belanda ini dalam Agresi Militer-nya terhadap Indonesia).

Baca juga : Mengungkap Kebohongan dibalik Sejarah Syekh Siti Jenar

Akhirnya, lembaga militer yang telah banyak melahirkan para Kombatan ini resmi di bubarkan pada 27 Juli 1950. Banyak tokoh kita yang mantan anggota KNIL antara lain, TB. Simatupang, Pak Harto, Sultan Hamid II dan Silaban. Nama yang terakhir adalah perancang Masjid Istiqlal, sedang Sultan Hamid II adalah perancang gambar Garuda.