Semenjak
penjajahan Spanyol benih-benih nasionalisme telah muncul di Amerika
Latin, Portugal menerapkan politik kolonial di Amerika Latin. Berbagai bentuk
eksploitasi yang yang dilakukan Spanyol dan Potugal di Amerika Latin.
Panjajahan telah menyadarkan orang-orang Amerika Latin khususnya dari kalangan
keturunan Eropa untuk berjuang melepaskan diri dari penjajahan bangsa Eropa. Pelopor perjuangan kemerdekaan dan nasionalisme Amerika Lain notabene keturunan Eropa, ini tidaklah mengherankan kerena orang-orang pribumi
Amerika Latin boleh dikatakan masih barbar, kerena SDM (Sumber Daya Manusia)
yang masih rendah.
Nasionalisme dan gerakan kemerdekaan di Amerika Latin
didorong oleh beberap faktor dan pada umumnya, kesemuanya itu berasal dari
unsur asing, dalam arti dari luar Amerika Latin, lima faktor tersebut adalah:
1) karena penjajahan asing, 2) pemerasan oleh gereja, 3) adanya intervensi
asing, dan 4) faktor nasional. Adapun penjelasannya adalah
sebagai berikut :
a. Faktor Penjajahan Asing
Penjajahan Spanyol dan Portugis merupakan faktor utama dalam melahirkan
semangat nasioalisme dalam diri masyarakat Amerika Latin. Berjuang melawan
penjajahan asing merupakan tindakan patriotic dan revolusioner. Patriotisme ini
yang lambat laun menyadarkan masyarakan Amerika Latin akan pentingnya bangsa,
eksistensi bangsa, jiwa dan tujuan perjuangan bangsa, dan nasionalisme. Dalam
hal ini, terutama Spanyol ikut menumbuhkan nasionalisme itu sendiri, hal ini
dikarenakan begitu lamanya Spanyol mau mengakui kemerdekaan bekas daerah jajahannya.
Sementara untuk Portugal pada tahun 1825 telah mengakui kemrdekaan Brasil dan
Prancis pada tahun yang sama mengakui kemerdekaan Haiti.
b. Faktor
Pemerasan Gereja terhadap rakyat
Pemerasan ini terutama dalam hal tanah, kekayaan negara, dan pengkristenan
golongan rendah dari lapisan masyarakat terutama orang Indian, yang dijalankan
oleh para pendeta Spanyol. Semua ini dipandang oleh masyarakat Amerika Latin
sebagai bentuk pemerasan ynag dilakukan oleh orang-orang Spanyol. Sistem
Katolisisme Roma yang berpusat di Itali, dan hierarki gereja yan di bawanya
serta turut memperuncing perbedaan kelas-kelas sosial yang telah ada.
c. Faktor Intervensi Asing
Campaur tangan bangsa asing
nampak pada masa perang kemerdekaan dan pada masa perabg saudara atau revolusi.
Inggris menjarahi jajahan Spanyol di karibia dan Amerika tengah antara tahun
1585-1700. Armada Pet Heyn, Hendrik Brouwer dan Van Horn dari Belanda merampas
pulau-pulau kecil jajahan Spanyol di Karibia pada tahun 1621. Prancis melakukan
hal yang sama terhadap jajahan Spanyol di Amerika Latin pada tahun 1700-an.
Di asamping itu muncul
intervensi dari Amerika Serikat pada masa perang saudara di Mexico. Intervensi
ini menghasilkan doktrin Monroe yang berbunyi “setiap campur tangan
negara-negara Eropa terhadap Negara-negara ang baru merdeka di kawasan Amerika,
akan dipandang sebagai tindakan tidak bersahabat terhadap Amerika Serikat.”
Pada awalnya sifat pernyataan dalam doktrin tersebut hanya bersifat defensive,
namun lambat laun dipraktekkan terlalu jauh oleh Amerika Serikat, hingga
melakukan intevensi fisik secara langsung terhadap persoalan negara-negara
Amerika Latin.
Dalih yang diterapkan Amerika
Serikat dalam intervensi pada umumnya untuk melindungi jiwa dan harta benda
milik warga negaranya di luar negeri, atau untuk ikut bertangung jawab membina
perdamaian kawasan. Nama-nama yan dipergunakan diantaranya dalah “Manifest
Destinty”, Elder Sister Policy”, dan Dollar Diplomacy.”
Kekhawatiran terhadap
paengaruh asing ini mulai timbul setelah selesai perang kemerdekaan. Hal ini
dimulai ketika terjalin hubungan perdagangan yang meluas dengan Amerika Serikat
dan Inggris, Amerika Latin mulai khawatir atas pengaruh asing mula-mula
dibidang ekonomi, perdagangan, dan intervensi modal asing di sector
perindustrian, kemudian menjurus lebih jauh pada kekawatiran terhadap pengaruh
nilai-nilai kebudayaan asing.
d. Faktor Nasional
Faktor ini merupakan factor inheren yang ada dalam diri masyarakat Amerika
Latin. Corakmasyarakat Amerika Latin adalah paternalistis. Ikatan keluarga
dirasa sangat kuat baik di desa maupun di kota, dikalangan masyarakat rendah
maupun di antara lapisan elit modern. Sistem atau figur Paternalistis ini di
bawa ke lingkuknga sosial politik sehingga mengakibatkan Personality Politics. Seorang pimpinan
harus bersifat berani dan jantan. Keberanian mengusir penjajah merupakan
atribut dari pahlawan nasional dan nasionalisme, serta menjadi teladan dalam
pembentukan jiwa nasionalisme.